Rabu, 24 Agustus 2011

TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM DAPAT MENGHASILKAN USD 4 MILLIAR


PUTUSSIBAU – Selama ini perkebunan sawit selalu dituduh sebagai salah satu penyebab terjadinya kerusakan alam. Bahkan belakangan berembus kabar keberadaan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) terusik karena kehadiran sawit. Menurut Kepala Balai Taman Nasional Danau Sentarum Soewignyo, keberadaan perkebunan sawit belum mengancam TNDS.


Kalau memasuki kawasan TNDS itu belum ada. Itu tidak benar buktinya masih di luar kawasan TNDS. Kalaupun ada pasti kita cegah dan saya pikir bupati tidak mau mengeluarkan izin di areal konservasi,” kata Soewignyo, Bahkan TNDS selama ini sudah melakukan pengecekan hasilnya memang belum ada perkebunan sawit yang menabrak atau masuk areal TNDS. “Jadi informasi yang mengatakan ada perkebunan yang masuk kawasan TNDS itu tak benar dan TNDS sudah mengantisipasi dengan mengecek langsung titik koordinatnya. “Tidak ada yang menabrak areal konservasi,” ujarnya.

Model pengelolaan Danau Sentarum sendiri berbasis masyarakat yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Jika selama ini anggaran pusat dan daerah tidak cukup memberikan kesejahteraan kepada masyarakat maka kita berharap ada Non Government Organization (LSM, red) lokal maupun nasional bisa membantu,” harapnya, tahun depan jika tidak ada halangan maka tim Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD) akan datang ke Kapuas Hulu. “Kita tunggu saja realisasinya bersama-sama. Mudah-mudahan kehadirannya bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan khususnya,” ungkapnya.

Kekayaan TNDS, ujar Soewignyo, tak terhitung. Bahkan sudah tercium hingga ke dunia luar. Untuk kandungan karbonnya saja Danau Sentarum memiliki harga kurang lebih Rp4 triliun atau sekitar USD4 miliar. Danau Sentarum memiliki lahan gambut yang cukup tebal, kalau kita hitung kedalaman 3 meter saja itu penyerapan karbonnya sekitar 5.500 ton per hektare, sedangkan daerah kita ini ada yang 17,8 meter ketebalan lahan gambutnya,” jelasnya.

Taman Nasioanal danau Sentarum
Dia mengatakan, luas Kapuas Hulu sekitar 29.850 kilometer persegi, 56,51 persen di antaranya sudah dialokasikan untuk kawasan konservasi. Jauh sebelum daerah lain di Indonesia mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Konservasi, Kapuas Hulu sudah berkomitmen. Lebih separuh sudah kami alokasikan sebagai areal yang dilindungi. Oleh karenanya izinkan kami untuk membangun Kapuas Hulu dengan mendatangkan investor perkebunan sawit ke Kapuas Hulu. (jgp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar