Minggu, 23 Oktober 2011

MASYARAKAT JANGAN MAU DI ADU DOMBA UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI

SUNGAI RAYA—Sebanyak tiga orang dari delapan orang tim teknis Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) disandera oknum warga yang diduga memihak ke perusahaan perkebunan setempat. Diduga penyanderaan terjadi akibat konflik kepemilikan lahan perkebunan sawit milik investor swasta dan program pemerintah berupa food estate di Padu Empat Komplek, Cabang Ruan, dan Karang Anyar, Desa Batu Ampar, Kecamatan Batu Ampar. Sementara tim penunjuk jalannya, Sy. Yusuf menjadi korban pemukulan dan melaporkan kasusnya ke Polsek Batu Ampar. Camat Batu Ampar, Syahrial mengatakannya. ”Iya memang ada penyanderaan dan pemukulan terkait aktivitas tim kementerian Jum’at siang. Saya tidak tahu persis kejadiannya seperti apa, karena tidak berada di lokasi. Tetapi peristiwa penyanderaan dan pemukulan memang benar dan warga melaporkannya kepada saya,” ungkap Camat Batu Ampar, Syahrial Jum’at (21/10) via telepon.

Menurut dia proses penyanderaan yang didengarnya dari warga diduga kuat aktivitas tim yang melakukan proses pemetaan lahan seluas 5 ribu hektar untuk areal food estate di Padu Empat Komplek, Cabang Ruan, dan Karang Anyar, Desa Batu Ampar. Dalam melakukan aktivitasnya, rombongan kementeriaan bersama tim penunjuk jalan tiba-tiba diminta berhenti oleh oknum masyarakat. Mereka kemudian dibawa ke camp atau kantor salah satu perusahaan perkebunan setempat. ”Ini kasus menyangkut tumpang tindih kepentingan. Makanya terjadi chaos hari ini (kemarin). Kita berharap kasus ini diproses,” ungkapnya

Camat Batu Ampar mengakui sudah melakukan kontak langsung ke Kapolsek Batu Ampar yang katanya tengah tidak berada ketika kejadian berlangsung. Ia pun meminta Kapolsek kembali ke Batu Ampar secepatnya. Alasannya kalau tidak segera ditangani, ditakutkan terjadi aksi balas dendam dari warga yang mendukung program food estate dengan warga yang melakukan penyerangan dan mendukung perusahaan perkebunan. ”Akan tetapi, berdasarkan keterangan warga juga, tim kepolisian sudah berjaga di base camp perkebunan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Mudah-mudahan situasinya dapat dikendalikan,” kata dia.

Selain itu, kontak langsung dengan Kepala Desa Batu Ampar yang tengah mengurus administrasi ADD juga telah dilakukan. Akan tetapi untuk menghindari kasus ini menjadi lebih besar, camat meminta supaya para pelaku pemukul segera dilakukan penahanan dan diproses hukum. ”Namanya sudah dikantongi. Kalau tidak salah pemukulnya Lg dan Bk. Kita hanya meminta segera ditahan,” ujar dia.

Syahrial sendiri mendukung korban mengadukan kasusnya ke polisi dan segera dilakukan visum. Alasannya kalau tidak ditindaklanjuti segera, ditakutkan aksi balas dendam masyarakat Padu Empat terjadi. Sebab, kasus ini seperti membuka luka lama karena sebelumnya warga sempat melakukan penahanan alat berat terkait aktivitas kebun. “Amankan dulu, untuk menghindari kejadian tidak diinginkan,” katanya mengimbau.Iwan H, tokoh pemuda Batu Ampar didampingi Rabuansyah membenarkan terjadinya aksi penyanderaan dan pemukulan akibat adanya program food estate. Diduga tim kementerian dan penujuk jalan dari warga setempat dikeroyok oleh oknum warga yang mendukung perusahaan. “Ini patut dipertanyakan karena takutnya menjadi suruhan. Dan ini haruslah diproses karena menjadi kasus kriminal. Kita minta polisi menindak tegas secara hukum oknum yang melakukan pemukulan,” katanya. (jgp)

http://www.pontianakpost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar